Saya akan menceritakan
beberapa pengalaman saya saat ke Pulau Batam, Kepulauan Riau bersama dengan
seluruh keluargaku pada akhir bulan Desember 2016.
Pada
akhir bulan Desember 2016, adik-adik saya sedang ada jadwal liburan di akhir
semester ganjil. Sebenarnya saya sedang tidak ada libur saat itu karena baru
selesai mengerjakan UTS dan ada jadwal praktikum di Universitas Gunadarma pada
awal Januari. Dan pada liburan itu, ayah mengajak kami sekeluarga mengisi
kegiatan liburan itu ke Pulau Batam, Kepulauan Riau. Bimbang saya saat itu
memutuskan ikut ke Batam atau tidak, namun saya memilih ikut saja ke Batam
daripada saya melewatkannya dan kapan lagi bisa kesana bersama-sama keluarga.
Waktu saya kecil tepatnya berumur 3 tahun, saya sudah pernah menginjakkan kaki
di Batam saat ayah saya masih bekerja disana. Niatku untuk kesana lagi akhirnya
terwujud setelah kami semua liburan kesana sekaligus ke tempat mesh ayah kami.
Saya ingin merasakan di Batam lebih lama karena saat masih kecil, saya belum tau
apa-apa dengan lingkungan disana. Yang ku ingat dulu di Batam masih banyak
tanahnya yang luas, danaunya terdapat banyak ikan dan jauh sekali dari kata
macet.
Hari
itu telah tiba, kami sudah mempersiapkan segala barang-barang bawaan kami dan
kami sekeluarga sudah siap untuk berwisata ke Pulau Batam, Kepulauan Riau. Saya
rindu dengan keadaan di Batam saat itu yang masih asri dan terawat
lingkungannya, berharap keadaannya masih sama seperti dahulu saat saya masih
kecil. Kami sekeluarga kesana dengan naik pesawat terbang Air Asia. Kami dari
rumah diantar dengan saudara saya naik mobil sampai bandara Soekarno Hatta.
Saat itu kami berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 WIB. Kami berangkat pagi
dengan tujuan supaya lebih lama menikmati liburan di Batam. Pada pagi itu, kami
berangkat ke bandara Soekarno Hatta. Saat itu jalanan sangat lancar dan masih
sepi sekali karena masih pagi dan kami berangkat pada hari Minggu. Sesampainya
di bandara Soekarno Hatta, kami langsung berpamitan kepada saudara saya.
Kami
langsung memasuki loket Air Asia. Setelah itu, kami mengantri untuk masuk lalu
menaruh semua barang bawaan kami termasuk HP di papan berjalan untuk diperiksa
menggunakan sinar-X dan memastikan tidak ada barang berbahaya yang dibawa. Kami
mengantri lagi setelah masuk untuk membeli tiket. Setelah mendapatkan tiket,
kami langsung menuju pintu yang tertera di dalam tiket tersebut. Karena pesawat
datang kurang lebih setengah jam lagi, kami memutuskan untuk sarapan dulu di
sekitar situ. Seusai sarapan, pesawat akan datang 20 menit lagi. Saya langsung
buang air terlebih dahulu dan membaca sedikit majalah yang ada di atas meja
tunggu. Akhirnya pesawat datang dan kami langsung memasuki pesawat sesuai nomor
bangku yang tertera pada tiket.
Ini
juga adalah pengalaman pertama kali saya naik pesawat terbang setelah 14 tahun
yang lalu. Ketika itu saya masih kecil dan belum merasakan apa-apa jika naik
pesawat. Saat semua penumpang sudah memasuki pesawat, pramugari akan memandu
apa saja yang harus dilakukan saat di dalam pesawat termasuk tentang
keselamatan diri jika pesawat harus mendarat secara darurat. Saya begitu
menikmati pemandangan dari dalam pesawat. Jujur, saya agak pusing ketika berada
didalam pesawat, terutama saat turbolance. Namun lama-lama tidak merasakan
pusing lagi karena sudah biasa. Kurang lebih perjalanan selama 1 jam, pesawat
sudah mendarat di bandara Hang Nadim, Batam.
Sesampainya disana,
ayah saya menelfon teman kerjanya untuk menjemput kami yang kebetulan juga
tetangga saya dahulu saat saya masih kecil. Sekarang mereka tinggal di Batam.
Teman ayah saya akhirnya datang, lalu kami menuju tempat tinggal tetangga kami
dahulu itu untuk bersillahturahmi. Ternyata, Batam sekarang sudah makin modern.
Terlihat dari lingkungan yang sudah mulai tertata rapi layaknya jalanan
Jakarta, tapi di Batam masih bebas dari macet lalu banyak tanah yang kosong dan
di kanan kiri jalan terdapat pepohonan yang berdiri rapi menyejukan mata. Saya
senang dengan perkembangan kota disini. Kotanya masih indah dan asri. Sudah
mulai modern mengikuti perkembangan zaman. Semoga saja tempat saya tinggal
dahulu disana masih seperti dulu suasananya.
Sebelum ke rumah teman
ayah saya, kami makan siang terlebih dahulu di mall sekitar. Setelah makan,
kami ke rumah teman ayah saya. Sesampainya disana, kami bersillahturahmi satu
sama lain. Cukup lama kami bersillahturahmi, setelah itu kami jalan-jalan ke
jembatan Barelang lalu menuju pantai Timur. Sekitar setengah jam perjalanan,
kami sampai di jembatan Barelang. Di jembatan Barelang, kami langsung
berfoto-foto dengan tetangga kami dahulu itu dan foto diri sendiri. Puas
berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Timur. Pantai ini terbilang
cukup jauh karena memakan waktu hingga 2 jam lebih. Kami pun sampai di pantai
itu. Hanya sebentar kami disana, kami langsung pulang ke hotel yang sebelumnya
sudah kami pesan.
Esoknya, kami mau
melihat keadaan rumah dimana tempat saya tinggal dahulu. Saya kecewa berat. Ternyata keadaan rumah tempat kami dulu tinggal
kondisinya sangat memprihatinkan sekali. Saat masuk ke dalam komplek itu,
saya tidak yakin karena rumah-rumah disitu telah ditumbuhi ilalang-ilalang yang
sudah tinggi. Tapi setelah saya diyakinkan oleh orang tua saya, saya baru sadar
ternyata itu rumah saya dahulu tinggal. Sungguh mengenaskan, tempat yang saya
kira tempat yang masih asri seperti dahulu ternyata sekarang telah berubah
menjadi tempat yang menyeramkan karena sudah tidak terawat sama sekali. Halaman
depan rumahnya saja sudah tertutupi ilalang yang lebat dan berbagai macam
rumput-rumputan yang membuat saya bingung dimana rumah saya dahulu. Saat saya
tanya kepada ayah saya, ternyata rumah ini sudah tidak ada yang mengurusnya
saat kami tinggal di Jakarta. Jadi, rumah ini terabaikan saat kami
sudah tinggal di Jakarta. Sebenarnya saya kecewa tidak bisa melihat rumah ini
seperti dulu, tapi saya tak mau kecewa berlama-lama gara-gara ini saja.
Setelah melihat rumah
yang memprihatinkan itu, kami bergegas menuju kuburan orang-orang Vietnam pada
zaman penjajahan dahulu. Jarak yang ditempuh dari rumah kami yang dulu itu
sekitar 1 jam. Setelah sampai, kami melihat disekeliling banyak kuburan
orang-orang Vietnam pada zaman penjajahan dahulu dan rumah-rumah bekas zaman
dahulu. Kami menggunakan mobil untuk berkeliling tempat itu seperti tempat
wisata Taman Safari. Selesai berkeliling melihat kuburan-kuburan Vietnam, kami
pun menuju hotel yang sebelumnya kami sudah menginap, jadi kami mengambil 2
hari 2 malam. Tepat di malam itu pada tanggal 31 Desember 2012, dimana malam
itu semua orang diseluruh Indonesia akan merayakan menjelang tahun baru ke
2013. Sebelum ke mall, saya dengan ayah saya melakukan pijat refleksi disekitar
hotel. Kami pun menuju mall di sekitar hotel untuk makan malam dan melihat
keadaan di dalam mall itu. Ternyata banyak mayoritas orang Cina di mall itu.
Tak jarang juga ada menu makanan haram seperti babi. Puas mengunjungi mall,
kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Tiba di hotel, saya sudah ketinggalan
menonton pertandingan sepakbola antara Everton melawan Chelsea saat itu.
Akhirnya Chelsea menang 0-2 walau saya telat menontonnya. Sudah banyak kembang
api diluncurkan di langit-langit Batam. Pemandangan yang sama seperti di
Jakarta. Kami pun merayakan tahun baru 2013 di Batam.
Kami pun langsung
menuju tempat mesh ayah kami di Pulau Bintan setelah check-out dari
hotel. Taksi pun telah kami sewa untuk kesana. Untuk ke Bintan, kami harus
menyebranginya dengan speed boat untuk menuju kesana. Hanya dengan
waktu setengah jam, kami pun sampai di Pulau Bintan, tempat mesh ayah kami
selama bekerja disini. Kami dijemput menggunakan mobil teman ayah saya untuk
menuju mesh. Di pulau ini, keadaannya hampir sama dengan di Batam. Sekitar 1
jam lamanya, kami sampai di mesh ayah saya. Tempatnya terbilang sejuk dan adem
karena dikelilingi berbagai tumbuhan yang hijau. Saya senang dengan lingkungan
disini. Saya langsung berjalan-jalan di sekitar mesh ayah saya. Udaranya sejuk
dan asri membuat saya betah jika tinggal disini, tidak seperti di Jakarta yang
sudah tercampur berbagai macam polusi udara. Tapi disini tempatnya tidak
strategis seperti di Jakarta. Membuat agak sulit ketika mencari macam-macam
kebutuhan hidup.
Esok hari, kami diajak
ke sebuah proyek pekerjaan ayah saya di sekitar mesh. Rencananya, tempat itu
akan didirikan sebuah hotel lengkap dengan mall disebelahnya. Proyeknya cukup
besar dengan tiang-tiang bangunan yang sudah sedikit terpasang. Setelah
mengunjungi proyek ayah, kami menuju pantai yang adadi Bintan. Kurang lebih
memakan waktu 1 jam, kami sampai di pantai. Saya senang sekali karena saya bisa
memesan kerang rebus favorit saya disini dan meminum es kelapa segar di pinggir
pantai. Nikmatnya hidup ini.... Seusai dari pantai, kami kembali ke mesh dan
beristirahat karena besok kami sudah pulang ke Jakarta. Saya merasa sedikit janggal
ketika sampai di mesh ayah saya karena ada satu mesh yang tidak terawat yang
membuat saya merinding. Saya seperti melihat bayangan aneh. Kata adik saya yang
bisa melihat seperti itu, ternyata adik saya juga merasakan bahwa di mesh itu
memang benar ada “sesuatu” yang ganjil. Tak ingin terlalu berlama-lama, saya
langsung bergegas menuju mesh dan tidur.
Pagi yang cerah saat
kami akan pulang ke Jakarta. Saya sebenarnya masih ingin merasakan liburan lagi
di pulau ini tapi berhubung cuma 4 hari kami disini dan besok saya sudah
kuliah, kami memutuskan pulang ke Jakarta. Saya menyimpan satu kekecewaan yaitu
tidak mengikuti praktikum akibat liburan ini, tetapi saya sangat senang bisa ke
Batam lagi. Itulah pengalaman-pengalaman saya di Batam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar